Ahlan Wa Sahlan

Welcome to Abstract World
Ahlan Wa Sahlan !!!! (^_^)//

Senin, 07 November 2011

Warna Emosi

Add caption



akhirnya aku merampungkan pembacaan novel Negeri 5 Menara. Ah! kenapa tidak dari dulu aku membaca novel yang satu ini. Tapi kalo dipikir-pikir ya tak apa lah, pan juga kemaren sibuk berkutat dengan akuntansi keuangan #terpaksa (peacee Bapa dosen ^^V). Padahal nih reader al-mahbubah, novel ini sudah dirampungkan duluan oleh adik dan mamaku berbulan-bulan silam, atau setahun yang lalu mungkin (lupa aye =,=a) maap gan ^^V. Maap juga nih kali ini author nulis bukan pake bahasa sastra + baku  (emang kapan lo nulis begitu #pletakk). #author~belong to this blog

pokoknya gitu deeh~ si sulung ini rada lelet daripada yang lain~ kalah telak >< #lebay dah author. Masalahnya gini ya~ bukannya menyesal, tapi setiap hari itu rugi kalo gak ada buku yang dipegang, minimal novel maksimal Al-Qur'an (ceileee). Begitu prinsip author sekarang mah #insyaf. Makanya, rada kecewa juga, kemaren hanya bercengkrama dengan teman lama setelah sebelumnya melewatkan waktu yang berharga mengamati jatah daging qurban yang tergolek padet. Ya! hanya mengamati ! #kuga banget kan? kurang gawian. hhe. Belum lagi razia di Martapura the diamond city bonus kemacetan di kawasan Banjarbaru memperboros jatah waktu pulangku. Tapi segala sesuatu tidak ada yang sia-sia kan? kemaren itu author diajarkan bersabar sama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. ^^

Nah...kembali ke 'tablet' >>>  bagiku ini bukan sekedar novel, isinya itu lo gan~ gak nahan #mulai kumat. Isinya menceritakan tentang tokoh utama dan dunianya yang berubah setelah masuk PM, Pondok Madani. Kata mama  sih si author curhat gitu tentang pengalamannya masuk ma'had Gontor. Kok mamaku tau? soalnya beliau nonton sang penulis di acara Kick Andy.  Kalian tau? author bak kesetrum ngebacanya, author seakan diajak bernostalgi. bernostalgi to the precious moment in my life ^^ Yupp! kemana lagi kalo bukan our beloved boarding Darul Hijrah lil-banat zaman-zaman sebelum taun 2007.Salah satu gold period author. Kenapa dibilang begitu? karena author merasa masa-masa itu adalah masa terbentuknya hati polos author. Ya! polos.

Nah, Darul Hijrah ini rada-rada dianggap 'anak'nya Gontor. Sistem roda hidup kami berspekulasi serta berinteraksi dengan mereka. Sistem kami mengadopsi sistem mereka. Kami seperti keluarga #kata siapa? hehe. Pokoknya ada ikatan batin gitu kaya emak sama anak. Lha? terus siapa Bapaknya? hmm... itu tuh Gontor puteri emaknya terus Gontor Putera bapaknya. Nah... nasab yang jelas (husshh) maap yaks rada ngawur ngidul ^^V

Dari penjelasan  di atas, maka jelas bahwa terdapat adanya keterkaitan antara sistem kedua pondok. Bukan hanya sistem, ada desas-desus mencuat keterkaitan sejarah antara keduanya. #kenapa jd baku gini.
Yo wess~ lanjut>>> banyak falsafah hidup dan itibar yang author hayati darinya #ceilee. Ehh~ beneran gue serius gan! membaca pengantar ceritanya, author seakan diajak mengenang kembali mudir ma'had. Mudir berwajah telaga yang begitu menyejukkan pola tingkah dan tutur katanya. Oh! mudir, tanpa pian tau, ulun meanggap pian kaya abah sorang T_T #kangen tingkat dewa. author ingat agenda perkenalan di sebuah aula mudir melancarkan petuah-petuahnya bagi murid baru (judadah). Bukan sekedar petuah bagiku, hanya saja bak dentuman meriam yang membobardir jiwa seorang musafir. Musafir ilmu. Ya! bagaimana tidak author diutus ke pondok setelah menamatkan Sekolah dasar di Kandangan. Riak-riak duka seolah menguasai arus hati author. Tak berlangsung lama, mudir memimpin kami menyanyikan hymne pondok.
"Oh pondokku...
tempat naung kita
dari kecil sehingga dewasa
Oh pondokku...
engkau berjasa
pada Ibuku Indonesia
tiap pagi dan petang 
kita beramai sembahyang 
mengabdi pada Allah Ta'ala
di dalam kalbu kita
wahai pondok tempatku 
laksana Ibu kandungku 
nan kasih serta sayang padaku
Oh pondokku... Ibuku... "
seketika pilu membucah menjelma menjadi setitik embun bening. Hanya setitik.Tak lama mudir tersenyum kepada kami dan sukses menghipnotisku. Mata beliau teduh seteduh suaranya, bak telaga. Ya! ada semburat bahagia melihatnya. Seperti musafir di  padang pasir yang sudah kepayahan menahan haus hingga ia melihat keindahan oase. begitulah kira-kira episode pendahuluan author di pondok. Rada melankolis dikit. hehehe

kemudian membaca tiap cerita tokoh alif yang dihukum dan masuk mahkamah membuat author kembali teringat bagaimana rasanya dihukum telat ke mesjid, bagaimana rasanya masuk mahkamah, baik itu keamanan, ibadah maupun bahasa. Ya! saat-saat peresmian bahasa dimana kami tidak boleh memakai bahasa Indonesia lagi, dan diharuskan memakai bahasa Arab dan Inggris. Oh~ reader tau, author lebih banyak diam saat itu. hehehe

kemudian saat alif-si tokoh novel ini- mengadakan class six show. author teringat tahun kedua persembahan kelas kami, Ya! kami menyebutnya panggung gembira. Bagaimana hiruk pikuk meriahnya acara itu. Masih segar dalam ingatan! Author juga teringat bagaimana dulu author terpilih menjadi panitia seksi dekorasi dengan seorang teman SMP lainnya. Yah~ kami panitia dari tingkat SMP~ sedang yang lain tingkat SMA.  Gak main-main boo~ mencat panggung! ini hal awam bagi perempuan seperti saia (ceileee) tapi saat itu author senang kga ketulungan.

Kembali saat perpisahan alif dan shohibul menara (teman-temannya) pikiran author melayang ke tahun 2007 silam. Saat-saat menegangkan! kami menerima hasil pengumuman UN untuk SMP. Masa-masa itu adalah perjuangan terberat author, Ya! sebelumnya try out author sempat masuk RS. Namun setelah episode pengumuman itu, kami berpelukan dan menangis haru. Ya! author lulus. Dengan nilai yang memuaskan. hanya menggeser satu tingkat peringkat tahun lalu. alhamdulillah :)
 
Merinding nih ceritanya author membaca kisah si Alif ini, Ya ampuunn... bayang-bayang realita masa silam seolah menari-nari di depan mata. Yah~ walaupun author gak seperti alif yang menamatkan SMA-nya di pondok, Tapi tetap saja, terlalu banyak kesamaan peristiwa yang membuat author kembali berjibaku dengan lembaran lalu yang sudah dilipat rapi dalam lemari bergembok emas di  sudut kalbu #halahhh. My precious moment. Unforgettable memory @Darul Hijrah. Dan sekarang... seolah terpupuk kembali mahfuzat pertama yang author dapat, yang digembar-gembarkan si Alif.  man jadda wa jada (siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapat/bisa). Ya! author punya banyak minat. Author suka agama, tauhid, tasawuf, psikologi, sastra, fotografi, wayang, seni, bahasa pemprograman, windows, white hat (hacker beraliran putih), bahasa Arab, mandarin, Jepang, lukis, etc.Saking banyaknya author merasa serakah. Banyak banget yaks? itu percampuran antara minat dan ketertarikan. dan satu lagi, author pengen jadi Hafidzah... ya! Hafidzah Shohehan! jubah surgawi untuk orang tua :'). Yah~ kadang juga author pesimis, tapi banyak optimisnya walau pencapaiannya rada-rada nanggung. Namun, di sudut pikiran author tersimpan memory untuk terus bersungguh-sungguh dengannya.

Selain itu juga seperti author bilang tadi, banyak falsafah hidup dan itibar yang kembali kuselami. Dalam! diantaranya kata-kata yang tak pernah terlupakan >>>>
ilmu yang sedang kita pelajari itu nur/cahaya. dan cahaya hanya bisa hinggap di tempat bersih dan suci. Oleh karena itu, ilmu itu hendaklah disertai hati yang bersih

itulah secuil warna emosi author setelah membaca novel ini. Thanks 4 reading. Itu ceritaku. apa ceritamu ? ^^



7 komentar:

  1. benar skali...kesetrum deh kalo ngebaca, (duhh ko' jadi ikut2 an gawul kaya gini)...

    hehhe hmmm ceritaku yaa, pookokeee tu novel gue bnget dah, apalagi klo ingat di pondok, hohhho saat2 latihan buat nyanyi hymnee... oh pondokkuuuuu (maaf suara saya terlalu bening, jdi tidak diteruskan)

    sempat loe, setelah ngebaca itu ada niatan pengen masuk pondok lagi...hihihi

    okee great posting kawan....

    BalasHapus
  2. Akhirnya..aku bisa bejinguk ke blog Qm..hehe
    Tp bacanya kena ja nh..yg penting beburinik dulu.. :)

    BalasHapus
  3. @iezul : betul betul~ #mari toss \(^_^)/
    sama~ pengen mengulang zaman2 jadul jadi santri dulu :D

    btw pondok apa emang???


    btw saia rada sakit ati... eh~ cemburu deng maksud.a, temen saia yg santriwati Gontor udah foto bareng A.Fuady ~ #lebay

    great.news nya ada nih... kta.a ramadhan kemaren udah mulai syuting negeri 5 menara ini ^^

    o iya, makasih ya udah bejinguk di blog ulun nang alakadar.a ini :D
    jangan jara lah... hehehe ^^V

    @edelweis: huaaa~ makasih sae udah nyempetin ngomment~ kalo bisa sempetin juga baca.a #maksa. hehehe

    sekali lagi makasih banyak kkakawanan #deep.bow :D

    BalasHapus
  4. ibnu Masud di HSS tau gak.....Insya Allah kada jara, asal ada ja toh teh hangat ama cemilan2 nya...gkgkgkgk bulikannya disangui kartas warna habang pulang...dijamin kada bataha jara...gkgkgkgk

    jinguki pang rumah hyarku ni setetes-embunhati.blogspot.com

    BalasHapus
  5. tahu banar... saia ini org asli Kandangan. kekeke
    smalam tu ada.ae jua bejijinguk di Ibnu Mas'ud puteri~

    tamu adalah raja jar.. hehe
    sipp sipp

    BalasHapus
  6. mm... tul bnget... baca N5M bkin nostalgia ke masa2 dma'had lagi... wlopun hanya 3 tahun, tapi memory.y tu luar biasa... Jadi ingat jua pas ikut jamrana di gontor putri..
    Pas baca, imajinasi.y jd semakin nyata, penggabungan nostalgia di PP. Darul Istiqamah lil Banat + suasana GP sesungguhnya...
    Klo d. PP. Darul Hijrah ada mudir, kami juga punya Murobbi + Ummi Shalehah yang senantiasa meneduhkan hati-hati santri/wati...
    Hmmm, jd kangeennn... dah 5 tahun kd kpondok...

    BalasHapus
  7. wuaa.. keren nya umpatan jamrana.. thumbs up vo u ukh ^_^

    meledak2 emosi membaca.a.. #ah lebay...
    sampai skarang ana blm nontn film.a ukh. huhu

    na.amm astaquu aidhan :')

    BalasHapus