Ahlan Wa Sahlan

Welcome to Abstract World
Ahlan Wa Sahlan !!!! (^_^)//

Jumat, 16 Mei 2014

Riak Riak Rindu

Buraq Yang Menangis Karena Cinta


Allah swt memerintahkan Jibril as agar pergi ke surga yang disebut Jannat al-Buraq, Surga tempat para Buraq dan membawa satu Buraq untuk membawa Nabi (saw) dalam perjalanan Isra Mi'raj. Surga itu dipenuhi Buraq dan dia harus memilih satu Buraq. Ketika dia sedang mencari Buraq ini. Jibril as bingung mana yang harus dipilih, karena mereka semua terlihat sama, dan mereka semua sedang bersalawat atas Nabi saw.
Sebagaimana Allah memerintahkan dalam ayat suci Al-Qur'an: InnaAllaha wa malaikatahu yusalluna ala nabi ya ayyuhal ladzina amanu sollu alaihi wasalimu taslima Allah dan malaikat-Nya bersalawat atas Nabi, Wahai orang beriman bersalawatlah kalian atas Nabi dengan sebaik-baiknya salawat.


Jadi Buraq sebenarnya adalah malaikat dalam bentuk Buraq, sehingga mereka pun senantiasa mengucapkan salawat kepada Nabi saw. Jibril (as) melihat seluruh Buraq, dan ia melihat satu Buraq duduk menyendiri menjauh dari yang lain. Buraq itu menangis, dan menangis, dari tangisannya terbentuk sungai mutiara yang indah yang mengalir deras dari matanya yang merupakan tangisan cinta dan kerinduan.
Jibril as pergi mendekati Buraq itu dan berkata, "Semua Buraq lain bersalawat memuji Nabi saw dengan gembira, tetapi mengapa kau disini sendirian menangis, apa yang membuat kau menangis? Buraq itu berkata, "Ketika Allah menciptakan Buraq dan memberi tahu kami bahwa salah satu dari kami akan membawa Nabi Muhammad saw, maka semenjak hari itu aku menangis tak pernah berhenti. Aku berkata, “Ya Allah hatiku terbakar karena cintaku kepada Nabi saw, dan aku memohon kepada-Mu untuk menjadi Buraq yang membawa Nabi Muhammad saw ke surga-Mu.


Maka sejak hari itu aku menangis terus menerus dengan rasa cinta dan kerinduan yang amat sangat kepada Nabi Muhammad saw. Jibril as mengatakan kalau begitu kaulah yang aku pilih untuk membawa Nabi saw.
Dan Syaikh Muhyidin ibn Arabi mengatakan pada saat itu pula air mata Buraq itu berhenti menangis karena rasa bahagia bahwa ia akan membawa Sayyidina Muhammad saw. Inilah buah yang manis dari tangisan karena cinta dan kerinduan kepada Nabi saw.
Buatlah Matamu Menangis Karena Cinta

Ada Sejak Lama

Teruslah mencariku karena aku tidak pernah sembunyi. Kamu hanya sedang menutup mata, sedang teralihkan perhatian.
Teruslah mencariku karena aku akan duduk menunggu. Pada sajadah panjang yang membentang dari langit hingga bumi.


Aku tidak pernah sembunyi, kamu hanya tidak berani. Tidak berani datang hanya untuk mengenalkan diri. Tidak apa-apa. Aku akan menunggu dengan buku-buku ditangan. Dan lembar-lembarnya adalah waktu yang telah aku habiskan.


Jangan pernah lelah mencariku, karena aku tidak pernah kemana-kemana. Kamu hanya perlu membuka diri, melihat dengan mata hati.
Aku ada di sini. Sejak lama. Menunggumu menyadari bahwa sebenarnya kamu terlalu jauh mencari.




Kamis, 13 Juni 2013

Mutiara Sya'ban

 
Suatu waktu sahabat Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya’ban? Rasulullah saw. menjawab: “Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya, yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu segala perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa”. (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).

Dalam Riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Sayyidatina Aisyah r.a. berkata: “Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyempurnakan shaum selama satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat beliau memperbanyak shaum dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1833, Muslim No. 1956).
  • Dilain tempat beliau (sayyidatina Aisyah r.a.) juga berkata: “Suatu malam Rasulullah saw. shalat, kemudian beliau bersujud panjang sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah saw. telah diambil. Karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah saw. selesai shalat beliau berkata: “Hai Aisyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah saw. telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. Beliau pun berkata: “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hamba-Nya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki.” (H.R. Baihaqi dari Ala’ bin Harits).
Jika kita cermati, beberapa riwayat diatas setidaknya memberikan penjelasan kepada kita akan keutamaan-keutamaan bulan Sya’ban. Dikatakan bahwa bulan Sya’ban ialah bulan dimana amal-amal perbuatan manusia diangkat ke hadirat Tuhan penguasa alam. Bulan Sya’ban juga merupakan bulan dimana Allah swt. -saat malam pertengahan bulan Sya’ban- mengawasi hamba-hamba-Nya (adakah diantara mereka yang mendirikan qiyamul lail saat itu), memaafkan mereka yang memohon ampunan, mencurahkan kasih saying bagi mereka yang mengharapkannya dan menyingkirkan hamba-hamba-Nya yang bersifat pendengki.

Kamis, 23 Mei 2013

Obsesi 7 Abad




Bukan kita yang memilih takdir
Takdirlah yang memilih kita
Bagaimanapun, takdir bagaikan angin
Bagi seorang pemanah
Kita selalu harus mencoba
Untuk membidik dan melesatkannya
Di saat yang tepat
-Shalahuddin Al Ayyubi-

Obsesi tujuh abad itu begitu bergemuruh di dada seorang Sultan muda, baru 23 tahun usianya. Tak sebagaimana lazimnya, obsesi itu bukan mengeruhkan, melainkan semakin membeningkan hati dan jiwanya. Ia tahu, hanya seorang yang paling bertaqwa yang layak mendapatkannya. Ia tahu, hanya sebaik-baik pasukan yang layak mendampinginya.
Maka di sepertiga malam terakhir menjelang penyerbuan bersejarah itu ia berdiri di atas mimbar, dan meminta semua pasukan berdiri. “Saudara-saudaraku di jalan Allah”, ujarnya. “Amanah yang dipikulkan ke pundak kita menuntut hanya yang terbaik yang layak mendapatkannya. Tujuh ratus tahun lamanya nubuat Rasulullah telah menggerakkan para mujahid tangguh, tetapi Allah belum mengizinkan mereka memenuhinya. Aku katakan pada kalian sekarang, yang pernah meninggalkan shalat fardhu sejak balignya, silahkan duduk!”
Begitu sunyi tak seorang pun bergerak. 

Kamis, 04 April 2013

ANALISIS PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DI INDONESIA


ANALISIS PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DI INDONESIA
Oleh : Noor Hafizah Uhdiyati (1001150149)


            Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia. Dengan total penduduk muslim 85 % dari jumlah warga negara. Setiap tahunnya, negara kita mengirimkan sekitar 211.000 calon jemaah haji reguler ke Tanah Suci untuk menjalankan Ibadah Haji. Total tersebut belum termasuk calon jemaah haji khusus, dimana Kerajaan Saudi Arabia menyediakan 17.000 visa setiap tahunnya. Kuota tersebut terus bertambah, mengingat minat masyarakat terus meningkat untuk menjalankan Ibadah Haji. Hal ini menimbulkan banyak peluang bagi beberapa pihak. Ini dibuktikan dengan menjamurnya Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan travel perjalanan haji khusus yang berdiri di setiap kota di Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan pun menangkap adanya peluang untuk membantu masyarakat yang belum memiliki dana yang cukup untuk melaksanakan Ibadah Haji dengan mengeluarkan produk dana talangan haji. Persyaratannya pun relatif mudah sehingga tak sedikit yang memanfaatkan dana talangan haji. Dengan membludaknya calon jemaah haji, tidak heran jika waiting list (masa tunggu) keberangkatan pun semakin lama.
            Penyelenggaraan Ibadah Haji diatur oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama. Dimana pemerintah membuka pendaftaran haji sepanjang waktu. Akhirnya terjadi penumpukan pendaftar yang tidak bisa diberangkatkan pada tahun yang bersangkutan.  Kelebihan para pendaftar itu akhirnya harus menunggu diberangkatkan pada beberapa tahun berikutnya, dari tahun ke tahun antrian pendaftar haji semakin banyak.  Bahkan desas desusnya waiting list haji mencapai 20 tahun. Artinya kalau saya disini mendaftar haji umur 20 tahun, maka kemungkinannya saya berangkat haji umur 40 tahun. Itupun kalau waiting list-nya masih berkisar 20 tahunan karena setiap tahun waiting list selalu bertambah. Lantas, bagaimana calon jemaah haji yang mendaftar umur 50 tahun? 

Kamis, 28 Februari 2013

Ketika Tangan dan Kaki Berkata

oleh : Chrisye 



 

Akan datang hari 
Mulut dikunci 
Kata tak ada lgi
Akan tiba masa 
Tak ada suara 
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya 
Berkata kaki kita 
Kemana saja dia melangkahnya 
Tidak tahu kita
Bila harinya Tanggung jawab, tiba...

Rabbana... 
Tangan kami ; Kaki kami 
Mulut kami ; Mata hati kami
Luruskanlah....
Kukuhkanlah...
Di jalan cahaya 
Sempurna
Mohon karunia
Kepada kami
HambaMu Yang hina...


Rabu, 07 November 2012

Create Im Posibble Moment

You are what you believe." Kita dan segenap kemampuan kita, hanyalah dibatasi oleh keyakinan kita kepada diri sendiri. Dari catatan sejarah kita juga bisa melihat, dalam olahraga atletik misalnya, manusia dalam waktu yang sangat panjang pernah terkungkung oleh mitos "The four-minute mile." Pada masa itu, seluruh manusia begitu yakin bahwa tidak akan pernah ada satu pun manusia yang mampu lari sejauh 1 mil (1.760 meter) dalam waktu di bawah 4 menit.

Tetapi apa yang terjadi? Pada tanggal 6 Mei 1954, Roger Banister berhasil menembus waktu 3 menit 59,6 detik. Sebuah momentum yang menjadi "Permission Granted," dan berhasil mengubah keyakinan umat manusia. Tak heran kalau dalam 4 tahun sejak Banister berhasil memecahkan mitos, ada 40 orang lain yang berhasil lari di bawah waktu 4 menit.