Ahlan Wa Sahlan

Welcome to Abstract World
Ahlan Wa Sahlan !!!! (^_^)//

Kamis, 13 Juni 2013

Mutiara Sya'ban

 
Suatu waktu sahabat Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya’ban? Rasulullah saw. menjawab: “Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya, yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu segala perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa”. (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).

Dalam Riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Sayyidatina Aisyah r.a. berkata: “Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyempurnakan shaum selama satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat beliau memperbanyak shaum dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1833, Muslim No. 1956).
  • Dilain tempat beliau (sayyidatina Aisyah r.a.) juga berkata: “Suatu malam Rasulullah saw. shalat, kemudian beliau bersujud panjang sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah saw. telah diambil. Karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah saw. selesai shalat beliau berkata: “Hai Aisyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah saw. telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. Beliau pun berkata: “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hamba-Nya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki.” (H.R. Baihaqi dari Ala’ bin Harits).
Jika kita cermati, beberapa riwayat diatas setidaknya memberikan penjelasan kepada kita akan keutamaan-keutamaan bulan Sya’ban. Dikatakan bahwa bulan Sya’ban ialah bulan dimana amal-amal perbuatan manusia diangkat ke hadirat Tuhan penguasa alam. Bulan Sya’ban juga merupakan bulan dimana Allah swt. -saat malam pertengahan bulan Sya’ban- mengawasi hamba-hamba-Nya (adakah diantara mereka yang mendirikan qiyamul lail saat itu), memaafkan mereka yang memohon ampunan, mencurahkan kasih saying bagi mereka yang mengharapkannya dan menyingkirkan hamba-hamba-Nya yang bersifat pendengki.

Kamis, 23 Mei 2013

Obsesi 7 Abad




Bukan kita yang memilih takdir
Takdirlah yang memilih kita
Bagaimanapun, takdir bagaikan angin
Bagi seorang pemanah
Kita selalu harus mencoba
Untuk membidik dan melesatkannya
Di saat yang tepat
-Shalahuddin Al Ayyubi-

Obsesi tujuh abad itu begitu bergemuruh di dada seorang Sultan muda, baru 23 tahun usianya. Tak sebagaimana lazimnya, obsesi itu bukan mengeruhkan, melainkan semakin membeningkan hati dan jiwanya. Ia tahu, hanya seorang yang paling bertaqwa yang layak mendapatkannya. Ia tahu, hanya sebaik-baik pasukan yang layak mendampinginya.
Maka di sepertiga malam terakhir menjelang penyerbuan bersejarah itu ia berdiri di atas mimbar, dan meminta semua pasukan berdiri. “Saudara-saudaraku di jalan Allah”, ujarnya. “Amanah yang dipikulkan ke pundak kita menuntut hanya yang terbaik yang layak mendapatkannya. Tujuh ratus tahun lamanya nubuat Rasulullah telah menggerakkan para mujahid tangguh, tetapi Allah belum mengizinkan mereka memenuhinya. Aku katakan pada kalian sekarang, yang pernah meninggalkan shalat fardhu sejak balignya, silahkan duduk!”
Begitu sunyi tak seorang pun bergerak. 

Kamis, 04 April 2013

ANALISIS PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DI INDONESIA


ANALISIS PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DI INDONESIA
Oleh : Noor Hafizah Uhdiyati (1001150149)


            Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia. Dengan total penduduk muslim 85 % dari jumlah warga negara. Setiap tahunnya, negara kita mengirimkan sekitar 211.000 calon jemaah haji reguler ke Tanah Suci untuk menjalankan Ibadah Haji. Total tersebut belum termasuk calon jemaah haji khusus, dimana Kerajaan Saudi Arabia menyediakan 17.000 visa setiap tahunnya. Kuota tersebut terus bertambah, mengingat minat masyarakat terus meningkat untuk menjalankan Ibadah Haji. Hal ini menimbulkan banyak peluang bagi beberapa pihak. Ini dibuktikan dengan menjamurnya Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan travel perjalanan haji khusus yang berdiri di setiap kota di Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan pun menangkap adanya peluang untuk membantu masyarakat yang belum memiliki dana yang cukup untuk melaksanakan Ibadah Haji dengan mengeluarkan produk dana talangan haji. Persyaratannya pun relatif mudah sehingga tak sedikit yang memanfaatkan dana talangan haji. Dengan membludaknya calon jemaah haji, tidak heran jika waiting list (masa tunggu) keberangkatan pun semakin lama.
            Penyelenggaraan Ibadah Haji diatur oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama. Dimana pemerintah membuka pendaftaran haji sepanjang waktu. Akhirnya terjadi penumpukan pendaftar yang tidak bisa diberangkatkan pada tahun yang bersangkutan.  Kelebihan para pendaftar itu akhirnya harus menunggu diberangkatkan pada beberapa tahun berikutnya, dari tahun ke tahun antrian pendaftar haji semakin banyak.  Bahkan desas desusnya waiting list haji mencapai 20 tahun. Artinya kalau saya disini mendaftar haji umur 20 tahun, maka kemungkinannya saya berangkat haji umur 40 tahun. Itupun kalau waiting list-nya masih berkisar 20 tahunan karena setiap tahun waiting list selalu bertambah. Lantas, bagaimana calon jemaah haji yang mendaftar umur 50 tahun? 

Kamis, 28 Februari 2013

Ketika Tangan dan Kaki Berkata

oleh : Chrisye 



 

Akan datang hari 
Mulut dikunci 
Kata tak ada lgi
Akan tiba masa 
Tak ada suara 
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya 
Berkata kaki kita 
Kemana saja dia melangkahnya 
Tidak tahu kita
Bila harinya Tanggung jawab, tiba...

Rabbana... 
Tangan kami ; Kaki kami 
Mulut kami ; Mata hati kami
Luruskanlah....
Kukuhkanlah...
Di jalan cahaya 
Sempurna
Mohon karunia
Kepada kami
HambaMu Yang hina...