Ahlan Wa Sahlan

Welcome to Abstract World
Ahlan Wa Sahlan !!!! (^_^)//

Kamis, 29 September 2011

Precious One (Kat-tun)

 
Time goes by僕らは いくつもの出会いと別れをくり返す
Here I am 誰かの 優しさに甘えて何かを見失った

今 過ぎ去った季節を数え 1人きりの夜何を思う?

Sometime時になぜか 胸に迫るloneliness
I don't want to be all alone 切なくて

One dayいつの日にか 見つかるさprecious one
空見上げれば ほらね ひとつのshining star

tell me whyどうして 僕たちはこんなに愛を求めるのかな?

Ahh… 星空は正直だね 優しくきらめき夜を飾る

Somewhereどこかにいる 大切なonly one
You're not all alone anymore 1人じゃない

Wahai Diri . . .


♥♥ Kala Air Mata dan Hati Menyapa ♥♥

BismillahirRohmaanirRohiim
...
Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Pembaca cahaya abstrak yang Di Rahmati ALLAH ....
Kala air mata menyapaku....Ia bertanya . . ." Wahai diri .....
berapa liter aku yg telah engkau keluarkan dengan percuma ?"

Aku menjawab, "tidak ada 1 L pun engkau aku keluarkan dengan percuma."
Ia pun bertanya lagi , "lalu, apakah engkau menangsi duniawi dan cinta penghalang surgawi itu bukan hal yg percuma ? Karena ku tau, aku sering engkau keluarkan hanya untuk hal itu. Sedangkan hanya beberapa liter aku engkau keluarkan, dan dengan menghitung jaripun dapat terhtung ketika engkau menangisi dosa2mu, engkau menyesal atas kelakuan nakalmu, engkau merasa kehilangan Dzat yang telah menciptakanku dan menyukupi hidupmu.

Sungguh !!! kenapa ini bisa terjadi wahai diri ? Apa yg harus aku jawab nanti ketika aku dimintai pertanggung jawaban atas keluarnya aku.. Wahai diri apakah, hatimu telah mengeras sehingga rasa sedihpun tak tergores dalam hatimu, yang berarti itu menyukarkan engkau menangis dan mengeluarkan aku utk menyesali karna engkau telah mendustai-Nya ? "
Astaghfirullah Al 'Adziim .....sungguh, aku telah mendustai-Mu ya ALLAH ...

Evolusi Abu-Abu


Duhaii... 
bagaimana lagi harus kuuangkapkan...
rasa ini tak seperti yang kudambakan... 
tuluskah aku menginginkannya? 
ikhlaskah aku mengabdi?

Untaian Aksara Rabiatul Adawiyah


I
Alangkah sedihnya perasaan dimabuk cinta
Hatinya menggelepar menahan dahaga rindu
Cinta digenggam walau apapun terjadi
Tatkala terputus, ia sambung seperti mula
Lika-liku cinta, terkadang bertemu surga
Menikmati pertemuan indah dan abadi
Tapi tak jarang bertemu neraka
Dalam pertarungan yang tiada berpantai

II
Aku mencintai-Mu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena diri-Mu, adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
Bagi-Mu pujian untuk semua itu

Puisi Sufi


DALAM sebuah puisi sufinya bertajuk “Syahadat Kita”, penyair klasik Persia terkemuka Jalaluddin Rumi mengajak para pembaca mengernyitkan dahi sejenak. Rumi menggelitik kesadaran religi kita: Dia berkata Tiada tuhan, lalu dia berkata kecuali Tuhan. Dari Tiada menjadi kecuali Tuhan maka menjelmalah Keesaan.
Dengan nukilan goresan pena itu, sesungguhnya Rumi menyingkap dan mengungkap situasi kepenyairannya sendiri. Tepat sekali bila pembaca menebak-nebak, disamping terkenal sebagai penyair, ia memang seorang ulama besar (mullah). Nama lengkapnya Jalaluddin Rumi ialah Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri. Lahir pada 30 September 1207 Masehi di Balkh (kini terletak di perbatasan Afganistan) dan meninggal pada 17 Desember 1273 Masehi di Konya (wilayah Turki, Asia).

Bagi pembaca tanah air, buku kumpulan puisi Rumi yang sangat terkenal yakni Masnawi. Buku ini terdiri dari enam jilid dan berisi 20.700 bait syair. Dalam karyanya ini, terlihat ajaran-ajaran tasawuf yang mendalam, yang disampaikan dalam bentuk apologi, fabel, legenda, anekdot, dan lain-lain.
Pada bagian pendahuluan bukunya itu, Jalaluddin Rumi mengatakan:
Aku tidak menyanyikan Masnawi agar orang membawanya dan mengulang-ulangnya pula, akan tetapi agar orang meletakkan buku itu di telapak kaki dan terbang bersamanya. Masnawi adalah tangga pendakian menuju kebenaran. Jangan engkau pikul tangga itu di pundakmu sambil berjalan dari satu kota ke kota lain.

Selasa, 27 September 2011

ceceran memory @Darul Hijrah Lil Banat


Spesial experience at boarding junior high school ^^


prolog: setelah menamatkan sekolah dasar di Kandangan, aku dimasukkan ke ma'had (pondok)... aku hanya mengiyakan saran ortuku~ tanpa tau apa sih sebenar.a pondok itu, tanpa tau bagaimana sih hidup di pondok itu... namanya jg masih bocah ingusan... hingga akhirnya aku benar-benar masuk pondok

disini ~ saya cuma menulis point-point pengalaman yang pernah saya alami. Dimana point-point ini saya tulis ketika duduk di bangku SMA~ baru sempat posting sekarang

Filsafat Umum (Plato)



BAB I
PENDAHULUAN
by Noor Hafizah U a.k.a Mrs.J-Akanishi a.k.a Cahaya Abstrak
1.1  Latar Belakang

Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan, perumusannya sangat sulit dilaksanakan, sebab nilai filsafat itu hanyalah dapat dimanifestasikan oleh seorang filsuf yang otentik. Setiap orang yang ingin mengejar pengertian hidup dan kehidupan itu, maka itu berarti bahwa ia masih di atas jalan menjadi seorang filsuf, untuk lebih memanusiakan dirinya. Sebab berfilsafat tiada lain adalah hidup berfikir dengan pemikiran sedalam-dalamnya tentang hidup dan kehidupan itu.
Manusia sebagai makhluk pencari kebenaran dalam perenungannya menemukan tiga bentuk eksistensi itu yaitu agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan. Filsafat sebagai suatu ilmu pengetahuan yang bersifat eksistensial artinya sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan justru filsafatlah yang jadi motor penggerakkehidupan sehari-hari baik sebagai manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektifdalam bentuk suatu masyarakat atau bangsa.
Di antara seluruh filasuf, baik pada zaman kuno, pertengahan maupun modern, Plato dan Aristoteles adalah dua tokoh paling berpengaruh. Dengan demikian, dalam sejarah tentang pemikiran filsafat memang sangatlah perlu membicarakan pemikiran dari Plato. Tulisan ini berusaha untuk memberikan gambaran singkat tentang pemikiran Plato, khususnya ketika membicarakan tentang realitas yang sesungguhnya.

Tipe-Tipe Manajer

 TIPE-TIPE MANAJEMEN


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Organisasi merupakan dua orang atau lebih yang bekerja sama dengan suatu cara yang terstruktur untuk mencapai suatu tujuan yang khusus maupun yang umum. Masyarakat memerlukan organisasi karena pada hakikatnya organisasi melayani masyarakat, memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan, memperoleh pengetahuan, dan memberikan karier.
Untuk mengoptimalisasikan suatu tujuan organisasi, sangat tergantung bagaimana kerja dan usaha-usaha manajer dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Manajer adalah individual dalam suatu organisasi yang mengarahkan aktivitas yang lain, dengan kata lain manajer adalah orang yang melaksanakan manajemen.
Dalam makalah ini, penulis mencoba menguraikan mengenai tipe-tipe manajer dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

Jumat, 09 September 2011

The W.A.Y (share)

Apapun Kata Orang, Inilah Jalanku dan Pilihanku ... !!!




Mereka bilang kerudungku seperti nenek-nenek

padahal rambut mereka seperti daun kering melambai.

Mereka bilang jilbabku ketinggalan zaman


padahal tank-top mereka seperti koteka zaman batu.


Mereka bilang ucapanku seperti orang yang ceramah


padahal rumpian mereka tak lebih indah dari dengungan segerombol lebah.


Mereka bilang cara berfikirku ”ketuaan”


padahal umur kepala dua mereka tidak menjadikannya lebih dewasa dari seorang anak kecil berumur 5 tahun.

W.H.Y ?


Kenapakah Engkau menikahiku?
...karena Aku ingin memilikimu,

Kenapakah Engkau ingin memilikiku?
...karena Aku membutuhkanmu,

Kenapakah Engkau membutuhkanku?
...karena Aku mencintaimu,

Kenapakah Engkau mencintaiku?
...karena Aku memilihmu,

Rabu, 07 September 2011

Tetaplah

Bila engkau baik…
Orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif egoismu.
Biar begitu, tetaplah bersikap baik.

Bila engkau jujur dan berterus terang...
Orang mungkin akan menipumu.
Biar begitu, tetaplah berbuat jujur dan berterus terang.


Bila engkau sukses...
Mungkin engkau akan mendapat teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati.
Biar begitu, tetaplah meraih sukses.

Dy

sekedar capcus . . . sedikit banyaknya curhatan . . .


handak memperbanyak jaringan... ya sekedar bekawan aja... lalu kena terbuang...
handak bediam aja... disambat pendiam...
handak besahabat... kada rame jar kalo sorang kada asik...
mencoba jadi 'asik' ... sekalinya 'asik' yang dimaksud 'menggosip'
handak umpat menggosip jadi ghibah...
dan asli... aku takutan mun aku sampai ghibah...
walhasil aku bediam ja...
belajar bepander seperlunya ja ...
lalu dianggap pendiam...


menjadi anak yang 'asik' versiku . . . beda dengan versi mereka ...

Selasa, 06 September 2011

Nabi Muhammad & Pengemis Yahudi

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.”

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW yang dihinanya setiap hari. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, “Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah RA menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu pun kebiasaan Rasulullah yang belum ayah lakukan kecuali satu saja.” “Apakah Itu?,” tanya Abubakar RA. “Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana,” kata Aisyah RA.

Gaza . . . (Cerpen Islami Perdana)

Haii readerrr !!!!
Kali ini aku coba bikin cerita tentang peperangan di Gaza…
Cz akhir-akhir ini aku lagi sangat-sangat prihatin dengan peperangan ini... peristiwa yang menyayat hati... dan berbagai peristiwa lain yang melanggar prikemanusiaan
Ini semua hanya fiktif... hasil rekayasa otak kananku,,, maaf kalau cerita ini tidak begitu menyentuh dan kurang bermutu karena author yang memang tidak sepuitis seorang pujangga *jiahhh* kejadian ini sedikit banyaknya sama dengan kejadian yang dialami korban-korban peperangan di sana. Aku dapatkan dari beberapa artikel yang kubaca.Aku hanya ingin memberitahu gambaran penderitaan korban-korban peperangan di sana...
Semoga dapat bermanfaat
 =========================================================================



Aku bertanya dalam hati... kapan semua ini akan berakhir... kapan negaraku dapat terbebas dari semua penderitaan ini... Kapan negaraku bisa bebas seperti negara lain... Kapan kami semua dapat hidup dengan tenang... tanpa pertumpahan darah lagi...

Kami merindukan ketenangan... merindukan kedamaian... merindukan kesejahteraan...Kami rindu saat dimana kami dapat sekolah bersama... menuntut ilmu agama... kami rindu saat kami dapat mengadakan pengajian dengan bebas... kami rindu saat-saat kami dapat berkumpul dengan sanak keluarga dan menghabiskan waktu dengan mereka... kami rindu saat-saat itu... saat-saat dimana kami masih dengan bebas melakukan semuanya... melakukan aktifitas rutin, tak bisa kujelaskan bagaimana kami merindukan semuanya... merindukan gelak tawa anak-anak yang bermain di halaman rumahnya, merindukan bagaimana senangnya suasana anak-anak yang bersekolah, merindukan bagaimana ramainya pasar, merindukan ramainya jalan raya yang selalu dipenuhi mobil-mobil dan pejalan kaki, merindukan kebersamaan kami dengan keluarga dan kerabat... merindukan senyum ramah setiap orang yang menyapa saudaranya... bahkan merindukan tangisan anak kecil yang dimarahi ibunya karena seharian bermain...

Aku tau itu adalah hal sepele... terutama bagi negara lain, bagi negara yang tidak punya konflik seperti negara kami, negara yang masih menjamin setiap hak asasi manusia warganya... mereka merasakannya setiap hari... mereka bebas... mereka dapat melakukan apapun tanpa harus terkekang... tapi justru hal sepele seperti itu yang sangat kami rindukan...

Aku adalah seorang remaja putri Palestina. Namaku Aisyah. Usiaku 17 tahun Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Kakakku, Umar dan ayahku Muhammad telah bergabung dengan syuhada lain untuk berperang melawan Zionis israel. Aku bahagia sekaligus sedih melihat semangat perjuangan mereka. Bahagia karena mereka bukan pengecut... mereka berani melawan Israel dengan hanya berbekal senjata sederhana, Tak ada sedikitpun ketakutan di mata mereka. Mereka tak gentar karena mereka memegang teguh keyakinan kami. Mereka yakin kalau Allah SWT akan senantiasa melindungi mereka. Mereka yakin dengan janji-janji Allah... mereka yakin akan pertolongan Allah...Mereka yakin Allah tidak akan pernah meninggalkan mereka sedetik pun, mereka yakin itu... begitu juga aku dan ibuku...Namun aku tidak dapat menyangkal kesedihanku, aku sedih dan takut dengan resikonya. Mereka mempertaruhkan nyawa mereka. Aku bahagia karena mereka akan pulang dengan senyuman kemenangan atau syahid di jalan Allah... namun aku juga sedih, aku takut kehilangan mereka...benar-benar takut... Sekarang, aku tinggal di kampung pengungsian Jabaliya yang terletak di bagian utara Gaza city, tak jauh dari pintu perbatasan Erez karena hampir semua bangunan dan pemukiman kami telah rata dengan tanah. Aku tinggal bersama ibuku, Khadijah dan adik kecilku yang masih berusia 2 tahun, Zahra.

Jika

JIKALAH


Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,

Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,

Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.



Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,

Maka mengapa tidak dinikmati saja,

Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.



Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,

Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,

Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.

Pribadi Agung Rasulullah

Yaa Rasululloh , Pribadimu Sungguh Menawan

Siapa di antara Kita yang membaca akhlak Muhammad saw., kemudian jiwanya tidak larut, matanya tidak berlinangan dan hatinya tidak bergetar ? Siapa di antara Kita yang mampu menahan emosinya ketika membaca biografi seorang yang sangat dermawan, mulia, lembut dan tawadhu’? Siapa yang mengkaji sirah hidup beliau yang agung, perangai yang mulia dan akhlak yang terpuji, kemudian dia tidak menangis, sembari berikrar, “Saya bersaksi bahwa Engkau adalah utusan Allah.”?

Duhai, kiranya kita mampu melaksanakan cara hidup, cinta dan akhlak yang mulia dari teladan agung dalam kehidupan. Kita bergaul dengan orang lain, lihatlah

Muhammad saw. memperlakukan musuh-musuhnya. Beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah menyuruhku agar menyambung orang yang memutuskanku, memberi kepada orang yang menahanku, dan memaafkan terhadap orang yang mendzalimiku.”