Ahlan Wa Sahlan

Welcome to Abstract World
Ahlan Wa Sahlan !!!! (^_^)//

Rabu, 13 Juni 2012

What Is Happiness?

Apakah Kebahagiaan Itu?


"Jadilah engkau ibarat seorang yang terasing atau seorang yang numpang lewat saja." (Al-Hadits) 


"...Maka beruntunglah orang-orang yang terasing." (Al-Hadits)
 



Kebahagiaan itu bukanlah istana Abdul Malik ibn Marwan, bukan pula pasukan Harun ar-Rasyid, bukan rumah mewah Al-Jashshash, bukan harta simpanan Qarun, bukan yang ada dalam buku Asy Syifâ' karya ibn Sina, bukan pula dalam koleksi syair (diwan) Al-Mutanabbi, dan bukan di taman-taman Cordoba, atau kebun-kebun bunga lainnya.
 


Kebahagiaan itu, menurut para sahabat, adalah sesuatu yang tidak banyak menyibukkan, kehidupan yang sangat sederhana, dan penghasilan yang pas-pasan.
 


Kebahagiaan itu menurut Ibnul Musayyib adalah pemahamannya terhadap Rabb-nya, menurut Al-Bukhari shahîh-nya, menurut Al-Hasan Al-Bashriy kejujurannya, menurut Asy-Syafi'iy hukum-hukum yang disimpulkannya, menurut Malik kehati-hatiannya, menurut Ahmad ibn Hanbal sikap wara'-nya, dan menurut Tsabit Al-Bunani ibadahnya.
 


"Yang demikian itu ialah mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskan bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal shalih." {QS. At-Taubah : 120}
 
.....


Kebahagiaan itu tidak terletak pada cek yang dicairkan, tidak pada kendaraan yang dibeli, bukan pada wangi bunga yang semerbak, bukan pada gandum yang ditumbuk, dan bukan pula pada kain yang dibentangkan.
 


Kebahagiaan itu adalah keriangan hati, karena kebenaran yang dihayatinya. Kebahagiaan adalah kelapangan dada, karena prinsip yang menjadi pedoman hidup. Juga, kebahagiaan adalah ketenangan hati, karena kebaikan di sekelilingnya.
 


Anggapan kita, ketika telah berhasil memperluas rumah, ketika bisa memperbanyak barang, dan ketika berhasil menumpuk semua perabotan dan apa saja yang kita senangi, kita akan bahagia, senang, dan gembira. Semua itu justru menjadi sebab jiwa resah, tertekan dan hanya menambah masalah. Karena bagaimanapun, segala sesuatu akan membawa keresahan, kesuntukan, dan 'pajak yang harus dibayar' untuk mendapatkannya.
 


"Dan, janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya." {QS. Thâhâ : 131}
 


Seorang reformis terbesar, Rasulullah, ternyata pernah hidup dalam kefakiran, sering membolak-balikkan tubuhnya di tempat tidur karena kelaparan. Di saat seperti itu, tak sebiji kurma pun yang bisa ia temukan untuk menahan rasa laparnya. Meski begitu, ia bisa hidup bahagia, tak banyak tekanan, dan damai. Tapi, hanya Allah lah yang tahu kebenaran semua itu.
 

"Dan, Kami telah menghilangkan daripadamu beban yang memberatkan punggungmu." {QS. Al-Insyirâh : 2-3}
 

"Dan, adalah karunia Allah atasmu sangat besar." {QS. An-Nisâ' : 113}
 

"Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan." {QS. Al-An'âm : 124}
 


Dalam sebuah hadits shahih disebutkan: "Kebaikan itu adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah apa yang terbesit di dalam dadamu, dan engkau tidak suka orang lain tahu akan hal itu."
 


Dan, kebaikan adalah kelegaan hati dan ketenangan di jiwa. Ada seorang penyair mengatakan,
 
"Kebaikan itu jauh lebih lestari walaupun zaman telah berlalu lama, tapi dosa adalah sejelek-jelek bekal yang engkau simpan."
 


Dalam hadits yang lain disebutkan: "Kebaikan itu mendatangkan ketenangan, sedangkan dosa menimbulkan kecurigaan." Terus terang, orang yang berbuat baik akan selalu tenang, sedangkan yang curiga akan selalu sibuk ingin tahu apa yang terjadi, apa yang terdetik di dalam hati orang, benda apa saja yang bergerak, dan segalanya.
 

"Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan ditujukan kepada mereka." {QS. Al-Munâfiqûn : 4}
 


Mengapa? Karena mereka berbuat tidak baik. Adalah kenyataan bahwa orang yang berbuat tidak baik akan selalu resah, pikirannya ruwet, dan tidak pernah tenang karena takut.
 

"jika perbuatan itu buruk, maka buruk pulalah prasangkanya, dan yang biasanya dia anggap khayalan adalah benar"
 


Berbuat baik dan menjauhi segala keburukan adalah jalan bagi yang menginginkan kebahagiaan, untuk bisa tetap berada dalam rasa aman.
 

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." {QS. Al-An'âm : 82}
 


Kemurnian kualitas agama seorang muslim jauh lebih agung daripada kerajaan Kaisar Romawi maupun Kisra Persia. Agamalah yang akan selalu bersamanya hingga nanti di Syurga. Tapi kekuasaan dan kedudukan, akan sirna.
 

"Sesungguhnya Allah sangat menyenangi seorang hamba yang kaya, yang taqwa, dan yang tidak menonjolkan diri."


wAllahu a'lam ^_^

1 komentar:

  1. Terima kasih atas kiriman-kiriman artikelnya,semoga bermanfaat untuk orang lain dan bagi diri saya sendiri.

    BalasHapus